Selasa, 05 Maret 2013


Hardware Test Terminologi`
RAMAcces Time, Timing
Suatu pengukuran waktu dalam satuan nano second (ns) yang digunakan untuk menunjukkan kecepatan suatu memori. Acces Time ini ditentukan, saat dimulai kali pertama CPU mengirimkan permintaan data ke memory hingga pada waktu CPU menerima data yang diminta.
Bandwidth 
Merupakaan suatu kapasitas maksimal untuk meminahkan data didalam jaringan elektronik seperti Bus atau channl , lebih singkatnya yaitu merupakan julah data maksimal yang dapat dipindakan didalam suatu waktu tertentu. Bandwidth ini biasanya diekspresikan dalam satuan bit, byte, hertz.
Bank Schema 
Suatu konfigurasi memory dalam bentuk diagram. Sistem dari Schema Bank ini terdiri dari row(baris) dan column (kolom) yang menggambarkan soket-soket memorydidalam suatu system computer. Dimana, rows mengindikasikan soket-soket yang berbeda dan columns mengindikasikan jumlah bank yang ada pada tiap soket.
Buffered Buffered
ini maksudnya menambahkan komponen logika tambahan, atau driver kedalam sebuah simm atau dimm untuk meningkatkan arus keluaran. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengurangan kualitas sinyal data akibat dari proses kapasitansi. Modul memory yang termasuk jenis “buffered “ biasanya memiliki chip-chip buffer kecil yang terpasang didalam modul tersebut.
Burs Mode
Aldalah suatu teknik transfer data secara terus menerus yang secara otomatis menghasilkan sebuah blok data ( dalam bentuk barisan alamat tak terputus/serial), untuk setiap kali prosesor meminta data dari suatu alamat memory. Dengan asumsi, data yang ada pada alamat berikutnya akan berbentuk sekuensi dengan data pada alamat sebelumnya. Teknik ini dapat di implementasikan untuk operasi read maupun write.
Cas (Column address select/stobe)
adalah sebuah pin pengontrol yang ada pada sebuah chip dram yang digunakan untuk memilih dan mengaktifkan alamat-alamat kolom pada memory. Sebuah kolom dipilih pada Dram, ditentukan oleh data yang berada pada pin-pin alamat ketika CAS menjadi aktif. CAS Latecy Merupakan delay atau waktu tunda dari kecepatan sebuah memori sewaktu mentransfer data ke CPU. Jadi semakin kecil nilai latecy yang digunakan, menandakan memory berkecepatan lebih tinggi yang meresponnya lebih cepat serta transfer rate lebih besar. Umumnya memory dengan latecy 2 bermutu lebih baik dibandingkan dengan latecy 3. Chipset Module Adalah deretan chip yang terdapat pada keeping memory. Biasanya memory tergantung pada berapa banyak kapasitas data yang dapat tertampung pada sebuah chipset dikali berapa buah chipset tersebut melengkapi keeping memory. Heat Speaker Pelindung modul chipset pada keeping memory dari listrik statis yang terdapat pada tubuh manusia saat dilakukan pemasangan maupun pencopotan keeping memory tersebut dari slotnya. Heat spreader ini juga berfungsi sebagai alat pendingin untuk modul chipset jika terjadi overheat. Lifetime Warranty Garansi yang dibrikan oleh produsen sebuah produk peripheral untuk masa pemakaian tanpa batas. Pin Adalah alur-alur dari dan ke kaki modul chipset yang menghubungkan output maupun input transfer data maupun arus e motherboard. Biasanya deretan pin yang terdapat pada sebuah papan PCB didalam sebuah kepingan memory juga merupakan sebuah identitas pada untuk jenis keeping memory tersebut. Misalnya jumlah pin yang terdapat pada memory DDR1 tidak akan sama dengan jumlah pin pada memory DDR2. Motherboard Chipset Chips atau chipset merupakan potongan kecil silikon yang digunakan menyimpan informasi dan instruksi computer. Setiap kompnen komputer memiliki paling tidak sebuah chip di dalamnya. Chipset pada motherboard mengontrol masukan dan keluaran yang mendasar dari computer. Chipset pada video card mengontrol renderingdari grafik 3D dan output dari gambar pada monitor anda. CPU salah satu contoh chip yang sangat penting. Controller Alat tambahan yang dapat mengatur operasi dari peralatan yang dibawah pengaturan motherboard. Bentuk fisik berupa sebuah chip dengan ukuran beragam, tergantung fungsi dan fasilitas yang di milikinya. FSB (Front Side Bus) Pada micro prosessor FSB menghubungkan prosessor dengan memory utama. FSB digunakan untuk mengkomunikasikan antara motherboard dengan komponen lainnya. HSF (Heat Sink Fan) Komponen CPU yang dipakai untuk meminimalisasikan panas. Biasanya terbuat dari aluminium. Pemakaian fan aktif sebagai pengusir panas dari heatsink. Dengan chipset yang tetap dingin, akan meningkatkan performa kerja computer. Intregate Graphic Controller Biasanya disebut IGP (Intregate Graphic Port) oleh sebagian chipset manufaktur. Adalah chip grafis yang terintegrasi didalam chipset motherboard dan memiliki fungsi yang sama seperti halnya video card. Bedanya kebanyakan IGP tidak memiliki memory yang khusus untuk dirinya, dan mengambil langsung dari memory computer utama. Walau pada sebagian produsen juga mengimplementasikan chip memory khusus untuk IGP ini. Nortbridge Salah satu dari dua chip pada chipset yang menghubungkan prosessor ke memory system dan Bus AGP/PCI-ex dan PCI. Chip lainnya adalah southbridge. Slot Tempat untuk menaruh perangkat tambahanperiperal pada motherboard. Misalnya slot AGP untuk video card, slot ISA, slot Dimm untuk memory module, dan seterusnya. Socket Hampir sama dendan slot, hanya saja biasa berupa dudukan processor, berupa hamparan martiks dua dimensi. Masing-masing produsen dan jenis processor memiliki jumlah pin yang berbeda. Missal: Socket A (462 pin), Socket 754, Socket 939, Socket AM2 (940 pin) pada processor AMD. Southbritge Salah satu dasri dua chip pada chipser yang mengontrol bus IDE, USB, dukungan plug and oly, menjembatani PCI dan ISA mengontrol keyboard dan mouse, fitur power management, dan perangkat lain. Video Card Anti Aliasing Proses menghilangkan atau setidaknya mengurangi efek jaggies (sudut-sudut lancip) pada suatu tampilan hasil rendering. Sehingga tampilan tampak lebih realistis. Clock Nilai kecepatan kerja sinyalsinyal listrik di dalam jaringan komponen elektronik atau juga pada sebuah chip dalam waktu tertentu. Nilai-nilai ini biasanya dinyatakan dalam satuan Hertz (Hz), contoh MHz.
 DirectX 
Adalah API (Application Programming Interface) yang digunakan oleh Microsoft pada operating system Windowsnya, dalam berkomunikasi dengan hardware-hardware untuk PC yang dikendalikannya. Untuk hardware-nya sendiri, diperlukan software driver yang mendukung DirectX tersebut agar digunakan secara ortimal. Pada urusan displau dan graphic, menggunakan DirectDraw dan Direct3D, yang masih termasuk bagian dari DirectX. Entry-level Segmen dari sebuah produk yang berada pada kelas terbawah di dalam lingkup teknologi yang relatif terjangkau, namun sedikit terbatas dalam fasilitas dan kecepatan kinerjanya. GPU Graphics Processing Unit atau biasa juga disebut Visual Processing Unit (VPU), adalah chip yang didesain untuk PC ataupun konsol game yang berfungsi khusus sebagai pemroses/remaining data gratis. Dimana selain data 2D, juga untuk data yang memiliki tranformasi geometri (3D)
HDR Hight Dynamic Range 
adalah prosedur rendering pencahayaan yang didesain untuk mengemulasi bagaimana lebel-level cahaya di dunia nyata bervariasi untuk jangkauan area yang luas. Hal ini biasanya didapatkan dengan menggunakan data floatingpoint untuk tekstur dan target yang akan di-render juga termasuk penggunaan algoritma pencahayaan yang sesuai. Meski menawarkan efek visual yang lebih menarik, namun mengaktifkan efek ini memiliki performance hit yang cukup besar bagi kebanyakan VGA. Heat pipe Desain komponen pendingin yang berbentuk pipa berbahan logam. Ia berfungsi menghantarkan panas dari ujung satu ke ujung lainnya. Di dalam menghantarkan panas ini digunakan cairan khusus di dalamnya. Pixel Pipeline Unit dari sebuah GPU, tempat terjadinya transfer informasi pixel maupun pemrosesannya. Dimana, semakin banyak pixel pipeline, maka semakin banyak pula jumlah pixel yang dapat diproses oleh GPU.
Vertex Processor Vertex processor atau vertex pipeline 
adalah salah satu unit dari GPU yang berfungsi sebagai pembawa informasi geometri (dalam bentuk titiktitik vector), atau juga langsung mengolahnya jika perlu. Pemrosesannya sendiri bias dalam bentuk fungsi tetap (pada DirectX 7.0 ke bawah), atau dalam bentuk fungsi terprogram dengan vertex shader (DirectX 8.0 hingga terbaru). Harddisk Access Time Waktu yang diperlukan untuk dapat mengakses data yang dibutuhkan, dari keadaan idle (diam) hingga mendapatkan data tersebut. ATA/133 Untuk sementara merupakan standar kecepatan transfer data tertinggi perangkat denga interface PATA. Beberapa nama lainnya adalah ATA-7, ATA/ATAPI-7, Ultra DMA/133, UDMA 6, dan lainlain. Untuk mencapainya, dibutuhkan controller harddisk yang sudah mendukung, juga controller bus pada sisi PC (lebih tepatnya pada motherboard). Sedang dalam pengembangan selanjutnya adalah ATA-8 atau ATA/ATAPI-8. Density Tingkat kepadatan penempatan databit di dalam sebuah piringan data pada media penyimpanan (storage), termasuk pada hardisk. EIDE EIDE (Echanced Integrated Drive Electronics), juga dikenal sebagai ATA (Advanced Technology Attachment) atau ATAPI (Advanced Technoligy Attachment Packet Interface) istilah pada jaman PC IBM AT. Memiliki kecepatan data transfer rates hingga 133 MB/s untuk standard ATA-133. keterbatasan EIDE adalah panjang kabel maksimal 18 inci (450 mm). NCQ NCQ (Native Command Queuing) command protocol pada SATA yang memungkinkan harddisk menentukan sendiri urutan perintah saat harddisk beroprasi. Memiliki banyak kesamaan dengan TCQ (Tagged Command Queuing) pada harddisk SCSI. Selain mempercepat kinerjannya, juga akan mengoptimalkan mekanisme harddisk. PATA Sebelumnya dikenal sebagai ATA (Advanced Technology Attachment), atau juga sering disebut IDE, ATAPI, dan UDMA. Merupakan standart interface yang digunakan untuk perangkat storage pada PC, seperti: drive optic harddisk. Dengan diperkenalkannya Serial ATA pada tahun 2003 yang lalu, maka untuk lebih spesifik kemudian lebih dikenal sebagai PATA (Parallel ATA). Mengacu pada metoda sinyal data pada kabel data ATA. Perpendicular Recording Proses perekaman data di dalam harddisk dengan memposisikan arah magnetisme permukaan platter secara vertical, dibandingkan dengan cara konvensional secara horizontal. Hal ini menyebabkan peningkatan densitas data yang dapat ditampung dalam sebuah platter hingga sepuluh kali lipat. RoHS RoHs (Restruction of Hazardous Substances). Sebuah standar yang lebih dikenal di daratan Eropa, untuk batasan jumlah maksimal dalam satuan ppm bagi enam materi yang dianggap berbahaya bagi lingkungan. Yaitu, lead, Mercury, Cadmium, Chromium VI, PBB, dan PDBE. Rotational Speed Kemampuan kecepatan putar maksimal spindle harddisk. Kabanyakan bekerja pada 4.200, 5.400, 7.200, dan 10.000 rpm. Akan mempengaruhi kecepatan read dan write harddisk, sekaligus panas yang dihasilkan saat beroprasi. Kecepatan spindle harddisk tercepat adalah 15.000 rpm. SATA SATA (Serial Advanced Technology Attachment) sebuah standart interface dan command set untuk transfer data antar-device ke PC bus. Berbeda dangan IDE yang menggunakan signal parallel, SATA bekerja secara serial. Memungkinkan penggunaan kabel data yang lebih ringkas, jarak kabel yang lebih panjang, dan transfer speed yang lebih cepat. Yang sebelumnya telah digunakan, memiliki transfer data rate 150 MB/ s (SATA- 150). Yang sekarang banyak digumakan adalah SATA-300 (SATA II) dan kelak bahkan SATA-600. SCSI SCSI (Small Computer System Interface) sebuah standart interface dan command set untuk transfer data antar-device ke PC bus. Selain pada harddisk, juga sering digunakan pada drive optic, dan beberapa back-up storage. Lebih banyak digunakan pada workstation dan server. Desktop PC lebih mengandalkan interface ATA/IDE untuk storage. Spindle Dalam harddisk, hal ini mengarah pada poros tiang dari piringan tempat menampung data (platter). Speaker Audio Control Pad Adalah peranti pendukung speaker yang dapat melakukan perubahan setting pada suara yang dihasilkan speaker atau sejenis equalizer. Auxiliary Line in Salah satu input line dari speaker datau perangkat audio yang dapat digunakan oleh perangkat output audio, seperti PC, Player, TV, dan lain sebagainya. Coaxial Adalah salah satu bentuk kabel yang digunakan sebagai interkoneksi antara peralatan elektronik dan mengirimkan data audio atau video. Kabel jenis ini, memiliki karakteristik penggunaan satu buah pin di tengah sebagai pengirim data, dan dikelilingi pelindung logam yang berperan sebagai ground. Selain mengirimkan data analog, coaxial juga dapat mengirimkan data digital. Decoder Dapat berupa software atau hardware, yang digunakan untuk mengubah data audio maupun video dari bentuk format digital menjadi bentuk aslinya. Yang biasanya berbentuk data analog seperti suara atau gambar. Dolby Digital Salah satu teknologi untuk menghasilkan surround digital. Biasanya, teknologi ini digunakan dalam pemrosesan dan pembentukkan data audio untuk film-film di bioskop atau film-film pada media kepingan seperti DVD. Untuk mengoptimalkan teknologi Dolby Digital yang dikembangkan oleh Dolby Laboratories ini, dibutukan minimal 5 speaker full range dan 1 speaker low-frequency (subwoofer).atau juga bias disebut konfigurasi 6-channel.
 Driver atau Tranducer 
Adalah nama lain dari speaker itu sendiri, dimana tidak termasuk boks maupun komponen elekrtonik lainnya seperti amplifier. Ukuran tiap driver biasanya di tentukan dari diameter membrane speaker dengan satuan inci. Equalizer Alat untuk memperbaiki kualitas frekuensi yang diterima suatu rangkaian transmisi. Alat ini biasanya dirangkaikan bersama alat transmisi lain. Hight level frequency Frequensi level tinggi pada audio, biasanya berkisar antara 3 khz dan 16 khz atau lebih identik dengan sebutan treble. Low level frequency Frequency level rendah pada audio, biasanya berkisar antara 20 hz dan 300 hz atau lebih sering disebut bass. Mid level frequency frequency level menengah pada audio, biasanya berkisar antara 300 hz dan 3 hz. Optical Proses mengirimkan data baik audio maupun data lainya, dalam bentuk media cahaya. Bentuk data dalam proses ini merupakan data digital, jadi proses ini memerlukan processor untuk melakukan encoding dan decoding data. Dan dengan digunakannya media cahaya, kemurnian kualitas data tidak akan terganggu. PMPO Peak Music Power Output, daya keluaran suara optimal yang bias dihasilkan oleh sebuah speaker. Nilai PMPO, biasanya di dapat dari nilai watt maksimal sebelum amplifier dalam kondisi faulty. Sealed Speaker Jenis speaker yang tidak memiliki lubang port atau ventilasi pada desain boks speaker yang digunakan, yang biasanya berguna dalam membantu reproduksi suara. Speaker jenis ini biasanya digunakan untuk menghandel frekuensi rendah maupun menengah. Surround Dalam hal suara, surround merupakan sebuah konsep untuk memperluas jangkauan pembentukan audio dari bentuk standar satu dimensi (mono/stereo), menjadi bentuk 2D atau 3D. Dan, akan memberi kesan suara yang mengelilingi para pendengarnya. PC Case Card Add-on Tempat penambahan untuk card pada PC. Drive Bay Slot yang biasanya terdapat pada bagian atas depan pada PC Case yang berfungsi sebagai tempat untuk harddisk, floppy drive, maupun drive optic. PSU (Power Supply Unit) Bagian dari case pada PC yang memberikan daya ke motherboard dan terkoneksi langsung ke daya AC listrik. SPL (Sound Prossure Level) Pengukur atau penunjuk tingkat kebisingan suara yang biasanya menggunakan satuan dB (decibel). Tools Free Installation Pemasangan suatu perangkat tanpa membutuhkan alat tambahan seperti obeng dan tang.

Client Server
Sekali lagi kita akan membahas client server, yang tentunya harus Anda pertimbangkan
untuk membuat aplikasi perusahaan. Pada model client server standard, sebuah client
akan melakukan request langsung kepada server. Client bertanggung jawab menangani
input dari pengguna, sementara server bertanggung jawab menangani permintaan operasi
database.
Aplikasi client server tidak selalu harus merujuk pada dua komputer di mana satu
komputer berlaku sebagai server dan computer lainnya sebagai client. Anda dapat
melakukan development dengan menggunakan satu komputer.
Kenyataannya, hanya dengan melakukan pemrograman untuk satu komponen object yang
memanggil object yang lain, sudah menggambarkan satu contoh dari teknologi client
server.
Perancangan aplikasi client server harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Banyaknya client di dalam sistem.
2. Apakah sistem menggunakan lebih dari satu DBMS.
3. Kebutuhan update aplikasi di masa mendatang.
Terdapat dua pendekatan arsitektur aplikasi client server, yaitu two-tier (2-tier) dan n-tier.
Two-tier
Tier dapat diartikan sebagai tingkatan. Konsep tier menjelaskan arsitektur aplikasi secara
logical ketimbang secara physical. Arsitektur two-tier menerangkan aplikasi yang
dirancang digunakan oleh satu atau lebih client yang terkoneksi pada server database.
Contoh two-tier yang paling sederhana adalah saat seluruh client yang terkoneksi
menjalankan aplikasi yang sama dan mengakses satu database. Secara sederhana, konsep
two-tier dapat digambarkan seperti pada gambar di samping.
Pada two-tier konvensional, aplikasi pada sisi client umumnya menangani beberapa
business logic. Contoh business logic dari sebuah aplikasi client server yaitu sekumpulan
komponen object yang memiliki fungsi tertentu. Pada lingkungan jaringan, business logic ini menempati dan dijalankan pada masing-masing komputer client.

Dari penjelasan di atas, aplikasi dengan arsitektur two-tier seperti digambarkan di atas
bisa jadi cukup sederhana untuk diterapkan, tetapi dapat menjadi masalah yang cukup
sulit dan memakan waktu, biaya dan tenaga jika tiba saatnya untuk melakukan update
aplikasi. Mengapa demikian?
Karena penerapan business logic pada two-tier yang digambarkan di atas harus dijalankan
pada masing-masing komputer client, sehingga jika dilakukan update aplikasi, maka pada
seluruh komputer client yang terkait harus dilakukan proses update.
Anda dapat menghindari permasalahan ini dengan melakukan sentralisasi business logic
pada server. Teknologi DBMS seperti pada Microsoft SQL Server menyediakan fasilitas
stored procedure untuk menyimpan business logic.
Dengan demikian, masing-masing client tidak lagi melakukan proses business logic pada
dirinya, tetapi memanggil stored procedure untuk melakukan business logic, kemudian
business logic akan menjalankan operasi database yang diminta.
Dengan cara ini, saat Anda ingin melakukan update business logic, cukup dengan
melakukan update pada stored procedure yang terletak pada server database, maka
perubahan business logic telah berlaku secara keseluruhan sistem.

Perubahan business logic ini berlaku transparan pada client, dalam artian client  hanya
perlu mengetahui nama dari procedure yang ada, tidak perlu merisaukan kode program
yang terdapat pada procedure tersebut.
Solusi ini cukup menenangkan dan menghindari Anda dari kerja lembur selama dua
malam untuk meng-update seluruh computer client pada sistem, yang mana Anda harus
melakukannya setelah jam pulang kantor pada saat tidak ada lagi yang menggunakan
komputer, selain Anda tentunya.
N-tier
Stored procedure ternyata tidak mencukupi untuk sistem, tempat database disimpan pada
lebih dari satu server, karena bisa jadi terdapat client yang tidak dapat mengakses
procedure tersebut. Mungkin Anda bertanya, apa perlunya menyimpan database lebih
dari satu server?
Tentu saja Anda juga menginginkan perusahaan yang menggunakan aplikasi Anda dapat
berkembang, bukan? Penggunaan lebih dari satu database sangat memungkinkan saat
sebuah perusahaan telah memiliki divisi yang cukup besar di mana harus memiliki
database tersendiri.
Dalam kasus penggunaan lebih dari satu server database, Anda perlu
mengimplementasikan strategi development yang berbeda, pendekatan yang baik adalah
dengan menggunakan model n-tier.
Huruf “n” pada n-tier menunjukkan variabel numerik yang dapat berisi angka sebanyak
apapun, misalnya 3-tier, 4-tier dan seterusnya. Karena itu sebuah aplikasi n-tier memiliki
3 atau lebih tingkatan logical, umumnya aplikasi n-tier saat ini menggunakan 3-tier.
Untuk menggambarkannya, Anda dapat membayangkan skema desain aplikasi twotier
yang mengimplementasikan business logic pada stored procedure seperti yang telah
diterangkan di atas. Kemudian melakukan improvisasi disain dengan menambahkan
sebuah tingkatan (tier) sebagai middle tier sebagai business object, arsitektur inilah yang
dikenal dengan 3-tier. Perbedaan nyata dengan 2-tier adalah business object pada 3-tier terpisah dari aplikasi
client dan elemen database. Sehingga dapat digambarkan bahwa sistem 3-tier secara
umum terbentuk dari tingkatan client, business, dan database.
Untuk membayangkan penerapan 3-tier dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin
paling sering Anda temui adalah penerapan Internet ataupun intranet.
Pada aplikasi Internet/Intranet, terdapat client yang menjalankan browser dan meminta
informasi dari middle-tier yang berupa HTTP Server. Middle-tier akan meminta data
pada server database, kemudian mengirimkannya kembali kepada HTTP Server. HTTP
Server akan mengirimkan kepada browser dalam bentuk page/halaman web. Diagramnya
terlihat seperti pada gambar di samping atas.
Sebuah sistem 3-tier menyediakan support multiuser yang stabil, bahkan saat pada client
menjalankan aplikasi yang berbeda, juga dapat mendayagunakan beberapa database yang
digunakan secara bersamaan.
Dalam pembahasan berikut ini, akan dijelaskan contoh kasus penerapan 3-tier.
Bayangkan sebuah sistem 3-tier, yang terdiri dari client, business dan database. Sistem
tersebut harus melakukan kalkulasi gaji karyawan berdasarkan pajak dan peraturan
lainnya yang dapat berubah dari tahun ke tahun.
Pada tahun ini, terdapat perubahan peraturan pajak yang harus diterapkan pada sistem,
pada tingkatan mana Anda harus melakukan update? Anda hanya perlu melakukan update
pada tingkatan business object, yang ada karena arsitektur 3-tier ini.
Satu hal yang harus terus diingat sebagai konsep dasar, bahwa pengertian arsitektur 2-tier
maupun 3-tier adalah secara logical dan bukan secara physical. Sehingga pada sebuah
sistem kecil Anda dapat menjalankan business logic dan database pada komputer yang
sama.
Tetapi pada sistem yang besar, Anda mungkin memerlukan beberapa komputer untuk
menjalankan baik tingkatan business ataupun database.
Keuntungan dan Kerugian n-tier
Di antara keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari arsitektur n-tier (atau 3-tier
pada umumnya), yang terutama adalah:
1. Kemudahan perubahan business logic di masa yang akan datang.
2. Business logic yang mudah diimplementasi dan dipelihara.
3. Aplikasi client dapat mengakses berbagai tipe DBMS yang berbeda-beda secara
transparan.
Apakah terdapat kerugian n-tier? Mungkin lebih tepat dikatakan sebagai konsekuensinya,
yaitu sistem n-tier relatif mahal untuk development dan instalasinya.
Hal ini dikarenakan perencanaan software pada 3-tier bisa jadi sangat kompleks. Bahkan
pada awal tahap perencanaan, Anda telah harus mempertimbangkan potensi
pengembangan perusahaan pada masa yang akan datang.
Kompleksitas dalam hal ini meliputi seluruh aspek, baik infrastruktur maupun pembuatan
software secara keseluruhan. Sementara dalam suatu perusahaan, semakin besar
perubahan sistem yang dilakukan, maka akan semakin memerlukan adaptasi yang
semakin luas ruang lingkupnya. Karena itu, secara otomatis memerlukan rentang waktu
relatif lebih lama. Terutama jika sistem 3-tier tersebut akan menggantikan sistem yang telah lama
digunakan, terdapat cukup banyak tantangan untuk sosialisasi sistem yang baru. Dalam
hal ini, interaksi dan komunikasi dengan pengguna sistem secara keseluruhan sangat
diperlukan.
Oleh karena itu terdapat dua sisi yang harus Anda temukan titik imbangnya, antara
keuntungan-keuntungan yang dapat diraih oleh arsitektur aplikasi n-tier berbanding
dengan biaya, tenaga, dan waktu yang diperlukan untuk development dan
implementasinya.
Keuntungan dan Kerugian 2-tier
Karena berbagai faktor, jika konsekuensi arsitektur aplikasi n-tier masih terlalu besar
dibandingkan dengan keuntungan-keuntungannya, maka Anda dapat mempertimbangkan
arsitektur aplikasi 2-tier.
Berlawanan dengan n-tier, sistem 2-tier relatif lebih sederhana untuk di-develop dan
diimplementasikan, dibandingkan dengan sistem 3-tier. Sehingga untuk kasus-kasus
tertentu, contohnya untuk bisnis kecil, system 2-tier lebih cocok untuk diterapkan.
Teknologi Pendukung
Konsep arsitektur tanpa teknologi pendukung tidak akan dapat diterapkan. Termasuk
dalam arsitektur 2-tier dan n-tier. Beberapa contoh teknologi yang umum dipergunakan
untuk mendukung 2-ter dan n-tier:
1. Component Object.
Umumnya merupakan model object oriented, di mana dapat dipergunakan oleh aplikasi
yang berbeda dan penggunaan ulang komponen. Contohnya adalah COM/DCOM.
Aplikasi yang ditulis dengan bahasa pemrograman yang berbeda dapat saling
berkomunikasi dengan menggunakan Component Object.
Component Object itu sendiri dapat ditulis dengan bahasa pemrograman yang berbedabeda. Pada prinsipnya, komponen tersebut terdiri dari class yang memiliki sekumpulan
method.
2. Microsoft Transaction Server.
MTS atau Microsoft Transaction Server merupakan software yang dikembangkan oleh
Microsoft untuk keperluan monitoring transaksi pada aplikasi terdistribusi. MTS
beroperasi pada middle-tier dan menyediakan control transaksi.
Sebagai contoh, jika Anda mengembangkan sistem 3-tier yang mana menempatkan
business object pada middle-tier, maka Anda dapat membuat ActiveX DLL sebagai
business object-nya, dan melakukan instalasi di dalam lingkungan MTS pada middle-tier.
MTS akan bertanggung jawab dalam menangani akses multi-client pada business object
tersebut. MTS menyediakan fasilitas seperti transaksi rollback, commit, dan deadlock
pada middle-tier.
3. HTTP/Web Server.
Untuk aplikasi n-tier pada aplikasi Internet/intranet, Anda mutlak memerlukan web
server. Terdapat cukup banyak web server yang umum digunakan seperti Apache Web
Server atau Internet Information Server (IIS).
Anda dapat menggunakan web server sebagai middle-tier untuk menangani permintaan
dari browser komputer client. 4. Microsoft Message Queue Server.
MMQS atau Microsoft Message Queue Server merupakan teknologi yang dikembangkan
oleh Microsoft yang berjalan pada middle-tier dan berfungsi untuk mengelola antrian
permintaan.
Hal ini dilatarbelakangi karena di dalam jaringan yang besar, tidak semua komputer yang
terkoneksi berfungsi pada saat yang diperlukan, sehingga diperlukan sebuah aplikasi yang
dapat mengelola antrian request dari client dan response dari server yang akan dikirimkan
lagi ketika komputer tujuan telah berfungsi.
Bahkan jika Anda menggunakan banyak server dan keseluruhan server sedang dalam
kondisi down, MMQS akan menyimpan semua request hingga beberapa atau semua
server kembali online.
Satu keuntungannya lagi, jika client-client meminta request yang melebihi kapasitas
sebuah server, maka MMQS dapat menyimpannya untuk kemudian mendelegasikannya
pada server yang tidak sibuk. Untuk kebutuhan ini diperlukan aplikasi pada server yang
berfungsi sebagai listener atau referral.
5. Database Management System.
Database Management System atau dikenal dengan singkatan DBMS merupakan sumber
penyimpanan data dan tentu saja memegang peranan vital dalam keseluruhan sistem.
Untuk arsitektur 2-tier dan n-tier, diperlukan aplikasi DBMS yang mampu bekerja pada
lingkungan tersebut, beberapa contohnya adalah MySQL, Microsoft SQL Server, dan
Oracle.
Jika pada DBMS yang dipergunakan terdapat fasilitas stored procedure, maka
dimungkinkan untuk menyimpan business logic di dalam stored procedure yang akan
diakses oleh client.
Conceptual Model
Tahap desain untuk merancang aplikasi untuk perusahaan bisa jadi merupakan pekerjaan
yang rumit dan harus berhati-hati. Sehingga sangat disarankan Anda mencurahkan waktu
yang cukup pada tahap desain.
Pendekatan terbaik untuk melakukan desain adalah dengan membagi aplikasi kedalam
unit-unit kecil yang disebut modul. Pada awalnya, Anda dapat membuat modul
standalone yang dapat dipanggil oleh modul lainnya dan dapat digunakan berulang-ulang
(reused) pada project yang lain.
Hal ini akan mempermudah pekerjaan Anda dan menghindari duplikasi pengodean yang
tidak perlu, serta menghemat waktu kerja Anda.
Pada tahap desain ini juga, Anda perlu mengenal apa yang dinamakan dengan conceptual
model, yang juga dikenal dengan sebutan service model atau application  model. Pada
implementasi siste 3-tier, dikenal tingkatan sebagai berikut:
1. User service/Presentation tier.
Saat Anda melakukan perancangan pada tahap awal, presentation tier merupakan
tingkatan yang mengizinkan pengguna berkomunikasi dengan aplikasi.
2. Business service/Application server tier.
Digunakan untuk melakukan implementasi business logic. 3. Data service/Data source tier.
Tingkatan terakhir ini berfungsi untuk mengelola permintaan operasi data.
Mengenal Ruang Lingkup
Keberhasilan membuat aplikasi perusahaan juga sangat tergantung pada informasi yang
Anda dapatkan mengenai perusahaan yang bersangkutan. Pengertian perusahaan tidak
selalu mengacu pada PT Angin Ribut seperti pada contoh, tetapi bisa jadi organisasi
seperti sekolah, universitas, atau bahkan pemerintah.
Yang pasti, aplikasi tersebut memiliki nilai guna yang besar bagi customer maupun
perusahaan yang bersangkutan, mengenal business rule perusahaan yang bersangkutan
merupakan kata lain dari mengenal “medan tempur”, di mana masing-masing perusahaan
memiliki orientasi yang bias jadi berbeda. Sehingga sisi komunikasi yang baik pun harus
dimiliki untuk menghindari kesalahan interpetasi.
Menciptakan komunikasi yang baik dengan user yang secara langsung akan
menggunakan aplikasi Anda juga akan sangat membantu pemahaman dan kesulitan yang
dialami, sehingga pemecahan atau solusinya akan lebih mudah ditemukan dan
diimplementasikan dalam aplikasi Anda. Selamat berkarya!